Langsung ke konten utama

perkataanmu adalah mautmu

Beberapa kali saya selalu diajari oleh orang terdekat saya untuk menjaga perkataan saya, termasuk dari Iman Keyakinan saya untuk selalu menjaga apa yang akan keluar dari perkataan saya.

Saya sadar bahwa saya manusia yang sering mengeluarkan kata-kata bernada kemarahan, namun kemarahan dan perkataan saya selalu saya benar-benar jaga jangan sampai mengeluarkan nada yang merusak/ bersifat kutukan.

Karena itu saya memiliki budaya baru untuk selalu mengigit bibir saya agar saya dapat menahan apa yang mau keluar dari perkataan saya.

Dari hal diatas saya juga memaklumi jika ada orang yang sudah tidak tahan akan kemarahannya akan meledakan isi hatinya melalui perkataan-perkataan yang pedas, kebun binatang dan sebagainya, namun saya juga melihat ada orang yang mengeluarkan sumpah serapah dengan beralasan apa yang dirasanya paling benar tanpa memperhatikan dari sisi yang diberikah sampah perkataannya tersebut.
apa yang terjadi?? jawaban saya beraneka beragam namun mengarah dan menghasilkan kepada beberapa hal sebagai berikut: 

  1. Sakit Hati
  2. Dendam
  3. Penyesalan
  4. Kemarahan
  5. Penolakan Diri
  6. Perpecahan
  7. Ganti menyumpahi balik
  8. dst


Apakah mau dilanjutkan kebiasan buruk diatas?? perang dunia dimulai bukan hanya kerakusan, ketamakan, & politik. Semua berawal dari hati yang busuk mengeluarkan perkataan yang busuk.
Saya sadar orang akan beralasan khilaf, sudah watak manusia, inilah hidup dll semua itu hanya excuse saja dan tidak memiliki ujung untuk penyelesaian.

Saya sadar jika saya posisi yang disakiti saya akan sangat marah dst, namun daripada melanjutkan kebiasaan sampah tersebut, saya memilih untuk belajar diam terlebih dulu & menghentikan semuanya itu dengan alasan yang sebenar-benarnya & kata sakti yaitu "Maaf". tetapi jika orang yang mengatai saya tidak menerima apa yang saya jelaskan, saya memilih menyingkir dan diam.

Apakah saya kalah? tidak, karena jika saya terus menjautkan saya membuang energi saya, hidup saya, potensi saya dst untuk lebih berkembang daripada menghadapi orang yang menunjukan "kebodohannya" atau bahasa keren saya adalah orang yang tegar tengkuk, atos, keras kepala, sableng dsb.

Begitu saja dari saya, semoga tulisan saya tidak menimbulkan konflik tapi minimal membuka mata orang yang tidak sadar kalau dia "goblok" untuk lebih sadar bahwa manusia adalah manusia yang memiliki akal budi dan lebih tinggi derajatnya daripada hewan.

Tuhan membuat kita dengan tujuan mulia, bukan untuk menyakiti satu dengan yang lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Interaksionisme Simbolik, Grounded Theory, dan Cross Cultural Studies

Interaksionisme Simbolik, Grounded Theory, & Cross Cultural Studies Karya: Suwardi Endraswara Metodologi Riset Budaya-UGM Press A. Interaksionisme Simboli 1. Premis Dasar Interaksionisme simbolik adalah salah satu model penelitian budaya yang berusaha mengungkap realitas perilaku manusia. Falsa­fah dasar interaksionisme simbolik adalah fenomenologi. Namun, dibanding penelitian naturalistik dan etnografi yang juga memanfa­atkan fenomenologi, interaksionisme simbolik memiliki paradigma penelitian tersendiri. Model penelitian ini pun mulai bergeser dari awalnya, jika semula lebih mendasarkan pada interaksi kultural antar personal , sekarang telah berhubungan dengan aspek masyarakat dan atau kelompok . Karena itu bukan mustahil kalau awalnya lebih banyak dimanfaatkan oleh penelitian sosial, namun selanjutnya juga diminati oleh peneliti budaya. Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami budaya lewat perilaku manusia yang terpantul dalam komunikasi. Interaksi simbolik...

Job Vacancy at Pura Smart Technology, Kudus

Bagi rekan-rekan yang membutuhkan kerja bisa coba lowongan yg terlampir. Untuk jelasnya bisa via: WA 082322988870 BBM 53A99E5F Yuk gabung bareng-bareng