Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September 21, 2008

Interaksionisme Simbolik, Grounded Theory, dan Cross Cultural Studies

Interaksionisme Simbolik, Grounded Theory, & Cross Cultural Studies Karya: Suwardi Endraswara Metodologi Riset Budaya-UGM Press A. Interaksionisme Simboli 1. Premis Dasar Interaksionisme simbolik adalah salah satu model penelitian budaya yang berusaha mengungkap realitas perilaku manusia. Falsa­fah dasar interaksionisme simbolik adalah fenomenologi. Namun, dibanding penelitian naturalistik dan etnografi yang juga memanfa­atkan fenomenologi, interaksionisme simbolik memiliki paradigma penelitian tersendiri. Model penelitian ini pun mulai bergeser dari awalnya, jika semula lebih mendasarkan pada interaksi kultural antar personal , sekarang telah berhubungan dengan aspek masyarakat dan atau kelompok . Karena itu bukan mustahil kalau awalnya lebih banyak dimanfaatkan oleh penelitian sosial, namun selanjutnya juga diminati oleh peneliti budaya. Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami budaya lewat perilaku manusia yang terpantul dalam komunikasi. Interaksi simbolik

Freud

Sigmund Freud Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi , cari Sigmund Freud Sigmund Freud ( 6 Mei 1856 - 23 September 1939 ) adalah seorang neurolog Austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi , gerakan yang memopulerkan teori bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu ia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya ( eros ) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari Ibunya. Pengalaman seksual dari Ibu, seperti menyusui, selanjutnya mengalami perkembangannya atau tersublimasi hingga memunculkan berbagai prilaku lain yang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma Ayah. Namun dalam perjalanannya setelah kolega kerjanya Alferd Adler, mengungkapkan adanya insting mati didalam diri manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak pernyataan Adler tersebut dengan menyangkalnya habis-habis

Lembaga Kebusukan

LK..LK ehm? suatu organisasi yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Ngakunya lembaga belajar tapi tercoreng oleh mulut-mulut kotor yang ngaku senior LK. Esesensi kenapa LK ada sendiri pun menjadi teka-teki silang yang belum terjawab. padahal semua jawaban ada di buku namanya KUKM (Ketetapan Umum Keluarga Mahasiswa). tapi tanpa disadari buku ini menjadi bumerang bagi LK maupun mahasiswa itu sendiri, semua ini dikarenakan buku tersebut semakin dibelokkan oleh Jaman (alasan klasik), padahal perlu diketahui yang membelokkan adalah mahasiswa yang ada ditubuh LK tersebut. LK terbentuk dari pemikiran-pemikiran kritis para senior tempoe doeloe yang menginginkan mahasiswa punya taring dan mempunyai peran besar dalam perubahan-perubahan yang ada didalam negara maupun diluar negara. LK UKSW pernah termasyur karena kehebatannya dalam gerakan demokrasi di indonesia, gak perlu pake demo2 tapi pake otak yang berpikir kritis dan ilmia. tidak seperti mahasiswa sekarang yang sok-sokan demo tapi g