Peranan Bimbingan & Konseling Di Sekolah Bagi Siswa.
Hakikat Pembangunan Nasional ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan di bi-dang pendidikan me-rupakan bagian inte- gral dari pembangun-an nasional. Untuk mencapai perkembangan optimal siswa sesuai dengan tujuan institusional, lembaga pendi-dikan membina 3 usaha pokok yaitu:
1 1. Pengelolaan Administrasi.
1 2. Pengembangan pemahaman dan pengetahuan.
1 3. Pelayanan khusus kepada siswa, termasuk apa yang disebut “Pembinaan Siswa.”
Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu sub bidang pembinaan siswa. Fungsinya yang khas bersumber pada corak pelayanan bimbingan sebagai bantuan yang bersifat psikis atau psikologis.
Tujuan pelayanan Bimbingan Konseling ialah bantuan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok orang yang di- layani dari tidak mampu menjadi mampu dalam hal menghadapi tugas-tugas per-kembangan hidupnya, dan dapat membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan mengambil tindakan penyesuaian diri secara memadai dengan sadar dan bebas serta dapat bertanggung jawab atasnya. Layanan Bimbingan dan Konseling yang terdapat di sekolah disebut sebagai “Helping Professions.”
Dalam kurikulum Pedoman Bimbingan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dirumuskan: Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah proses bantuan khusus yang diberikan kepada semua siswa dalam membantu siswa memahami, mengarahkan diri, bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan siswa di sekolah, keluarga dan masyarakat dalam rangka mencapai perkembangan diri yang optimal.
Melihat itu semua, fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah antara lain:
1. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa mendapatkan program studi yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum pengajaran yang disediakan di sekolah, misalnya: membantu siswa memilih kegiatan ekstra kurikuler yang cocok baginya, melanjutkan sekolah ke jenjang yang le-bih tinggi sesuai dengan kemampuannya atau merencanakan bidang pekerjaan yang cocok baginya di masa mendatang. Fungsi ini disebut sebagai `decision making.’
2. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa me-nemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi, misalnya siswa yang baru masuk ke sekolah dibantu untuk bergaul secara memuaskan dengan menentukan sikap di tengah-tengah lingkungan yang baru baginya dan menyesuaikan diri de-ngan teman-teman barunya tanpa harus menekan prinsip-prinsip yang telah dipahaminya. Fungsi ini disebut sebagai fungsi “adjustment.”
3. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi bimbingan sebagai nara sumber bagi tenaga-tenaga ke-pendidikan yang lain di sekolah, khususnya bagi pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal meng-arahkan kegiatan-kegiatan pendidikan dan pengajar-an supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa. Di sini pelayanan tidak langsung diberikan kepada siswa. Tenaga bimbingan memberikan informasi dan usulan kepada sesama tenaga peng-ajar tentang kemampuan anak dalam menerima pendidikan di sekolah. Nara sum- ber bagi siswa dalam hal memberikan informasi yang baru, yang berkaitan de-ngan proses belajar mengajar serta pen- didikan misalnya informasi tentang nilai budi pekerti, atau jenjang-jenjang sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan kemampuan siswa dan cita-cita siswa itu sen- diri.
Semua jenis pendidikan sekolah bertujuan membentuk manusia-manusia pembangunan sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional. Namun perbedaan-perbedaan individual dalam cara dan corak mewujudkan hasil pendidikan sekolah dalam kehidupan warga masyarakat tetap ada. Dengan kata lain pendidikan nasional tidak mencetak manusia-manusia robot yang tak kenal akan per- bedaan-perbedaan dalam kepribadian.
Realisasi tujuan pendidikan secara menyeluruh membentuk perkembangan peserta didik dan kenyataan adanya perbedaan-perbedaan individual yang semuanya tercakup dalam lingkup tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sekolah dewa-sa ini dapat dikatakan ti-dak akan leng-kap tanpa pe- layanan bim-bingan dan konseling sebagai bagian yang integral dari keseluruhan program kegiatan di sekolah.
Dapat dilihat bahwa antara bimbingan konseling dan pendidikan terdapat kesamaan tujuan, yaitu tujuan pendidikan dan dasar ope-rasional. Baik bimbingan maupun pendidik-an bertujuan supaya siswa-siswa mencapai taraf perkembangan yang optimal bagi mereka, dan keduanya beroperasi atas dasar ke-nyataan bahwa orang muda mempunyai potensi untuk berkembang dan dapat didam-pingi dalam perkembangannya.
Melihat realisasi tujuan pendidikan secara menyeluruh, pembulatan perkembangan siswa dan kenyataan adanya perbedaan-perbedaan individual yang semuanya tercakup dalam lingkup tujuan pendidikan nasional. Harus dikatakan bahwa pendidikan sekolah dewasa ini tidak akan lengkap tanpa pelayanan Bim-bingan Konseling sebagai bagian integral dari keseluruhan program kegiatan di sekolah.
DIarsipkan di bawah: Konseling
Bimbingan dan Konseling
Written by dega
Friday, 09 May 2008 04:36
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan bagi mahasiswa yang sangat penting artinya untuk membantu menunjang kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada mahasiswa agar masing-masing dapat berkembang secara optimal. Layanan yang diberikan dapat berfungsi sebagai upaya pencegahan (preventif), pengembangan, dan perbaikan (kuratif).
Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi ditujukan pada pribadi mahasiswa secara perseorangan dengan harapan dapat mengembangkan kemampuan individu secara optimal. Secara lebih khusus, sasaran bimbingan dan konseling meliputi tahapan-tahapan pengembangan kemampuan.
• Pengungkapan, Pengenalan, dan Penerimaan Diri
Kesadaran tentang diri sendiri ini akan tercapai bila kemamuan pengungkapan diri dapat berkembang dengan baik. Hasil pengungkapan diri dapat berkembang dengan baik. Hasil pengungkapan diri yang obyektif merupakan dasar yang sehat untuk mengenal diri sendiri sebagaimana adanya.
• Pengungkapan, Pengenalan, dan Penerimaan Lingkungan
Ada kecenderungan bahwa seseorang individu dewasa tidak hanya dituntut untuk mengenal diri sendiri, melainkan juga dituntut untuk mengenal lingkungannya. Pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap positif terhadap diri sendiri dan terhadap diri lingkungannya, sehingga membawa keuntungan timbal balik antara individu dan lingkungannya.
• Pengambilan Keputusan
Setelah mahasiswa mampu mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, tahap berikutnya adalah pembinaan kemampuan untuk mengambil keuptusan yang bertujuan agar individu yang dibimbing mampu mengambil keuptusan untuk dirinya sendiri.
• Pengarahan Diri
Pengarahan diri ini dapat berupa latihan-latihan secara tekun, mengikuti responsi dengan rajin, berkonsultasi kepada asisten dosen dan sebagainya.
• Perwujudan Diri
Kemampuan mewujudkan diri merupakan salah satu tujuan akhir dari usaha bimbingan dan konseling. Setiap individu hendaknya mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dasar dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Kemampuan mewujudkan diri akan menunjang terbentuknya insan yang mandiri, bertanggung-jawab, bersemangat, kreatif dan sebagainya.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1. Segi Fungsi, meliputi:
• Upaya pencegahan;
• Pengembangan;
• Penyaluran;
• Penyesuaian;
• Perbaikan.
2. Segi sasaran bimbingan dan konseling bertujuan agar para mahasiswa mencapai:
• Perkembangan melalui pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri dan lingkungan;
• Pengambilan keputusan;
• Pengarahan diri;
• Perwujudan diri.
3. Segi Layaan, meliputi:
• Pengumpulan data;
• Pemberian informasi;
• Penempatan;
• Konseling dan bentuk layanan lainnya;
• Alih tangan;
• Penilaian dan tindak lanjut.
4. Segi Masalah, meliputi:
• Bimbingan pendidikan;
• Bimbingan jabatan;
• Bimbingan sosial, pribadi emosional.
Hakikat Pembangunan Nasional ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan di bi-dang pendidikan me-rupakan bagian inte- gral dari pembangun-an nasional. Untuk mencapai perkembangan optimal siswa sesuai dengan tujuan institusional, lembaga pendi-dikan membina 3 usaha pokok yaitu:
1 1. Pengelolaan Administrasi.
1 2. Pengembangan pemahaman dan pengetahuan.
1 3. Pelayanan khusus kepada siswa, termasuk apa yang disebut “Pembinaan Siswa.”
Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu sub bidang pembinaan siswa. Fungsinya yang khas bersumber pada corak pelayanan bimbingan sebagai bantuan yang bersifat psikis atau psikologis.
Tujuan pelayanan Bimbingan Konseling ialah bantuan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok orang yang di- layani dari tidak mampu menjadi mampu dalam hal menghadapi tugas-tugas per-kembangan hidupnya, dan dapat membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan mengambil tindakan penyesuaian diri secara memadai dengan sadar dan bebas serta dapat bertanggung jawab atasnya. Layanan Bimbingan dan Konseling yang terdapat di sekolah disebut sebagai “Helping Professions.”
Dalam kurikulum Pedoman Bimbingan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dirumuskan: Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah proses bantuan khusus yang diberikan kepada semua siswa dalam membantu siswa memahami, mengarahkan diri, bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan siswa di sekolah, keluarga dan masyarakat dalam rangka mencapai perkembangan diri yang optimal.
Melihat itu semua, fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah antara lain:
1. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa mendapatkan program studi yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum pengajaran yang disediakan di sekolah, misalnya: membantu siswa memilih kegiatan ekstra kurikuler yang cocok baginya, melanjutkan sekolah ke jenjang yang le-bih tinggi sesuai dengan kemampuannya atau merencanakan bidang pekerjaan yang cocok baginya di masa mendatang. Fungsi ini disebut sebagai `decision making.’
2. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa me-nemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi, misalnya siswa yang baru masuk ke sekolah dibantu untuk bergaul secara memuaskan dengan menentukan sikap di tengah-tengah lingkungan yang baru baginya dan menyesuaikan diri de-ngan teman-teman barunya tanpa harus menekan prinsip-prinsip yang telah dipahaminya. Fungsi ini disebut sebagai fungsi “adjustment.”
3. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi bimbingan sebagai nara sumber bagi tenaga-tenaga ke-pendidikan yang lain di sekolah, khususnya bagi pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal meng-arahkan kegiatan-kegiatan pendidikan dan pengajar-an supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa. Di sini pelayanan tidak langsung diberikan kepada siswa. Tenaga bimbingan memberikan informasi dan usulan kepada sesama tenaga peng-ajar tentang kemampuan anak dalam menerima pendidikan di sekolah. Nara sum- ber bagi siswa dalam hal memberikan informasi yang baru, yang berkaitan de-ngan proses belajar mengajar serta pen- didikan misalnya informasi tentang nilai budi pekerti, atau jenjang-jenjang sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan kemampuan siswa dan cita-cita siswa itu sen- diri.
Semua jenis pendidikan sekolah bertujuan membentuk manusia-manusia pembangunan sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional. Namun perbedaan-perbedaan individual dalam cara dan corak mewujudkan hasil pendidikan sekolah dalam kehidupan warga masyarakat tetap ada. Dengan kata lain pendidikan nasional tidak mencetak manusia-manusia robot yang tak kenal akan per- bedaan-perbedaan dalam kepribadian.
Realisasi tujuan pendidikan secara menyeluruh membentuk perkembangan peserta didik dan kenyataan adanya perbedaan-perbedaan individual yang semuanya tercakup dalam lingkup tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sekolah dewa-sa ini dapat dikatakan ti-dak akan leng-kap tanpa pe- layanan bim-bingan dan konseling sebagai bagian yang integral dari keseluruhan program kegiatan di sekolah.
Dapat dilihat bahwa antara bimbingan konseling dan pendidikan terdapat kesamaan tujuan, yaitu tujuan pendidikan dan dasar ope-rasional. Baik bimbingan maupun pendidik-an bertujuan supaya siswa-siswa mencapai taraf perkembangan yang optimal bagi mereka, dan keduanya beroperasi atas dasar ke-nyataan bahwa orang muda mempunyai potensi untuk berkembang dan dapat didam-pingi dalam perkembangannya.
Melihat realisasi tujuan pendidikan secara menyeluruh, pembulatan perkembangan siswa dan kenyataan adanya perbedaan-perbedaan individual yang semuanya tercakup dalam lingkup tujuan pendidikan nasional. Harus dikatakan bahwa pendidikan sekolah dewasa ini tidak akan lengkap tanpa pelayanan Bim-bingan Konseling sebagai bagian integral dari keseluruhan program kegiatan di sekolah.
DIarsipkan di bawah: Konseling
Bimbingan dan Konseling
Written by dega
Friday, 09 May 2008 04:36
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan bagi mahasiswa yang sangat penting artinya untuk membantu menunjang kelancaran penyelenggaraan pendidikan. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada mahasiswa agar masing-masing dapat berkembang secara optimal. Layanan yang diberikan dapat berfungsi sebagai upaya pencegahan (preventif), pengembangan, dan perbaikan (kuratif).
Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi ditujukan pada pribadi mahasiswa secara perseorangan dengan harapan dapat mengembangkan kemampuan individu secara optimal. Secara lebih khusus, sasaran bimbingan dan konseling meliputi tahapan-tahapan pengembangan kemampuan.
• Pengungkapan, Pengenalan, dan Penerimaan Diri
Kesadaran tentang diri sendiri ini akan tercapai bila kemamuan pengungkapan diri dapat berkembang dengan baik. Hasil pengungkapan diri dapat berkembang dengan baik. Hasil pengungkapan diri yang obyektif merupakan dasar yang sehat untuk mengenal diri sendiri sebagaimana adanya.
• Pengungkapan, Pengenalan, dan Penerimaan Lingkungan
Ada kecenderungan bahwa seseorang individu dewasa tidak hanya dituntut untuk mengenal diri sendiri, melainkan juga dituntut untuk mengenal lingkungannya. Pribadi yang sehat selalu berusaha bersikap positif terhadap diri sendiri dan terhadap diri lingkungannya, sehingga membawa keuntungan timbal balik antara individu dan lingkungannya.
• Pengambilan Keputusan
Setelah mahasiswa mampu mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, tahap berikutnya adalah pembinaan kemampuan untuk mengambil keuptusan yang bertujuan agar individu yang dibimbing mampu mengambil keuptusan untuk dirinya sendiri.
• Pengarahan Diri
Pengarahan diri ini dapat berupa latihan-latihan secara tekun, mengikuti responsi dengan rajin, berkonsultasi kepada asisten dosen dan sebagainya.
• Perwujudan Diri
Kemampuan mewujudkan diri merupakan salah satu tujuan akhir dari usaha bimbingan dan konseling. Setiap individu hendaknya mampu mewujudkan diri sendiri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dasar dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Kemampuan mewujudkan diri akan menunjang terbentuknya insan yang mandiri, bertanggung-jawab, bersemangat, kreatif dan sebagainya.
Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1. Segi Fungsi, meliputi:
• Upaya pencegahan;
• Pengembangan;
• Penyaluran;
• Penyesuaian;
• Perbaikan.
2. Segi sasaran bimbingan dan konseling bertujuan agar para mahasiswa mencapai:
• Perkembangan melalui pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri dan lingkungan;
• Pengambilan keputusan;
• Pengarahan diri;
• Perwujudan diri.
3. Segi Layaan, meliputi:
• Pengumpulan data;
• Pemberian informasi;
• Penempatan;
• Konseling dan bentuk layanan lainnya;
• Alih tangan;
• Penilaian dan tindak lanjut.
4. Segi Masalah, meliputi:
• Bimbingan pendidikan;
• Bimbingan jabatan;
• Bimbingan sosial, pribadi emosional.
Komentar